Sanitary Landfill: Solusi Penanggulangan Sampah Perkotaan

Haryanto*
Judul : Mengolah Sampah Menjadi Uang
Penulis : Gugun Gunawan
Penerbit : Trans Media, Jakarta
Edisi : I, 2007
Tebal : viii + 102
Tumpukan sampah selalu menjadi momok utama pada daerah perkotaan yang tidak memiliki sistem daur ulang yang efektif dan efisien. Karena sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas masyarakat kota yang kompleks. Artinya, sampah tidak hanya berasal dari sisa konsumsi rumah tangga tetapi juga sisa produksi industri yang berwujud limbah.
Dampak yang ditimbulkan pun beragam, dimulai dari munculnya aneka bibit penyakit, citra kumuh, pencemaran lingkungan, hingga pemanasan global (global warming) yang dapat menghancurkan kehidupan umat manusia lebih cepat.
Meski demikian, penanggulangan sampah secara efektif dan efisien nampaknya belum merasuk dalam kesadaran masyarakat secara utuh. Buktinya, sungai-sungai dan drainase masih dipenuhi tumpukan sampah hingga menyebabkan banjir, pasar-pasar tradisional masih dipenuhi lalat-lalat pembawa bibit penyakit, dan perilaku membuang sampah sembarangan tetap menjadi pemandangan yang wajar.
Buku yang ditulis oleh Gugun Gunawan ini merupakan gagasan untuk menanggulangi persoalan sampah dengan sistem sanitary landfill (pembuangan secara sehat), yaitu dengan mendaur ulang sampah secara efektif dan efisian. Sehingga sampah dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat sebagai bahan jadi siap pakai atau bahkan merubah sampah menjadi sumber perekonomian yang menjanjikan.
Perangkat Teknologi
Pada daerah perkotaan, sampah biasanya ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang kemudian mengalami proses lanjutan dengan menggunakan tiga teknologi, Pertama, teknologi pembakaran (incinerator). Dengan cara ini dihasilkan produk sampingan berupa logam bekas (skrap) dan uap yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik.
Kedua, teknologi compositing yang menghasilkan kompos sehingga dapat dipergunakan sebagai pupuk maupun penguat struktur tanah. Ketiga, teknologi daur ulang yang dapat menghasilkan produk sampah potensial, seperti: kertas, plastik, logam, kaca, dan gelas (hlm. 3).
Ketiga perangkat teknologi tersebut tentunya membawa kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Namun, pada teknologi daur ulang selain dapat meminimalisir tumpukan sampah, juga memiliki nilai lebih, karena sampah yang tadinya memiliki citra buruk dan kotor dialihfungsikan menjadi barang jadi yang sesuai dengan kreatifitas pendaur sampah. Semisal, kertas dan plastik dapat diubah menjadi suvenir cantik dan cinderamata yang lebih bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat.
Dengan demikian, proses pendauran harus melibatkan seluruh warga masyarakat. Karena setiap warga memiliki peran dalam mengotori wilayahnya, sehingga setiap warga juga memiliki tanggungjawab untuk membersihkannya pula. Peran ini memiliki arti penting untuk mengurangi beban perekonomian pemerintah kota.
Salah satu keunggulan buku ini terletak pada tips 4R yang dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat perkotaan yang memiliki persoalan sampah, yaitu: Reduce, Mengurangi mengonsumsi barang-barang yang tidak dibutuhkan; Rause, Menggunakan kembali barang-barang yang bisa dipakai kembali; Recycle, Mendaur ulang sampah agar lebih bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan; dan Replace, Mengganti barang-barang yang bisa dipakai sekali dengan barang yang tahan lama (hlm. 15).
Lebih jauh dari itu, buku yang berjudul: Mengolah Sampah Jadi Uang ini dapat menjadi pemantik bagi penulis-penulis lain yang memiliki komitmen untuk menyelamatkan lingkungan. Karena selama ini, buku-buku terbitan Indonesia yang terkait dengan penyelamatan lingkungan masih sangat minim.
*) Aktivis IMM Sukoharjo


0 Responses to “Sanitary Landfill: Solusi Penanggulangan Sampah Perkotaan”:

Leave a comment