Ini Karyaku, Mana Karyamu?

Haryanto*
Judul : Incunabula
Penulis : Muhammad Faris Alfadh
Penerbit : Prophetic Freedom
Tahun : September, 2007
Tebal : 184 hlm.
Mencari kader muda Muhammadiyah yang produktif dalam berkarya pada saat ini dapat dikalkulasikan seribu berbanding satu. Entah, karena pola keorganisasian yang tidak mendukung produktifitas atau memang karena kader muda Muhammadiyah telah terinfeksi virus globalisasi sehingga kehilangan daya resistensi dan kesadaran reflektifnya, sebagaimana yang dituangkan oleh Muhammad Faris Alfadh dalam bukunya: Incunabula.
Menurut Faris, yang juga aktivis IMM AR Fachruddin ini, anak-anak muda (termasuk kader muda Muhammadiyah) sedang memasuki dunia tanpa idealisme. Sebuah dunia dalam lingkaran global yang dipenuhi oleh semangat konsumerisme. Mereka lebih senang berada di tengah hiruk-pikuk budaya massa dengan menghabiskan waktu di mall dan pusat hiburan, ketimbang duduk di ruang-ruang diskusi yang mencerahkan pemikiran (hal. 178).
Dampaknya, anak-anak muda tak pernah bisa memunculkan suatu karya yang dapat dipersembahkan kepada publik.
Bukan tidak mungkin, Muhammadiyah yang telah kehilangan generasi penerusnya akan menemui lembaran terakhir eksistensinya jika tidak bersegera mengantisipasi kondisi kritis tersebut. Karena dalam setiap organisasi, kader muda adalah investasi jangka panjang yang akan melanjutkan visi di masa yang akan datang.
Sebagaimana yang dituliskan oleh Haedar Nashir dalam pengantar buku ini, dengan semakin bertumbuhnya anak-anak muda untuk menulis dan berolah pemikiran, maka akan semakin terbuka peluang untuk berkembangnya khazanah pemikiran di lingkungan Muhammadiyah. Muhammadiyah saat ini dan ke depan memerlukan sumbangan pemikiran dari generasi mudanya, selain sumbangan kiprah yang berwujud konkret dan menggerakkan dinamika persyarikatan.
*) Aktivis IMM Sukoharjo




0 Responses to “Ini Karyaku, Mana Karyamu?”:

Leave a comment