Kesenjangan Antara Ideal Curriculum Dengan Actual Curriculum

Haryanto*
Judul : Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek
Penulis : Dr. Abdullah Idi, M.Ed
Penerbit : Ar-Ruz Media, Jogjakarta
Edisi : I, 2007
Tebal : 306 halaman
Realitas pendidikan Indonesia nampaknya masih berada dalam tahap pencarian identitas yang tak kunjung usai, sehingga raut kebingungan terlihat jelas dalam guratan kebijakan pendidikan yang selalu berubah-ubah. Akibatnya, praksis pendidikan yang harus dijalankan oleh sekolah tak pernah berada dalam posisi yang dapat diterapkan secara maksimal.
Salah satu target kebijakan pendidikan adalah berada pada penataan kurikulum yang ideal. Sebab, kurikulum merupakan pedoman dasar dalam proses belajar mengajar. Berhasil tidaknya suatu pendidikan, mampu tidaknya seorang peserta didik dan pendidik dalam menyerap dan memberikan pengajaran, serta sukses tidaknya tujuan pendidikan tentu akan sangat berpulang kepada kurikulum.
Hingga saat ini, kurikulum resmi yang ditawarkan pemerintah telah mengalami beberapa perubahan, yaitu tahun 1984, 1994, 2004, 2006. namun, perubahan-perubahan tersebut sejatinya belum menampakkan hasil atau output yang berkualitas dan mampu bersaing di era global.
Pertanyaannya, mengapa kurikulum pendidikan nasional tidak mampu menjawab tantangan zaman dan kebutuhan bangsa Indonesia? Menurut Dr. Abdullah Idi, persoalan tersebut dilatari oleh kesenjangan yang teramat jauh antara ideal curriculum dengan actual curriculum. Artinya, kurikulum yang dicita-citakan, yang masih berbentuk ideal (teks) tidak dapat direalisasikan dalam proses pembelajaran di dalam kelas (hlm. 20).
Keniscayaan Kesenjangan
Namun perlu digarisbawahi, bahwa kesenjangan antara ideal curriculum dengan actual curriculum pasti akan tetap berlangsung ketika lembaga pendidikan tidak memiliki independensi dalam menata kurikulumnya secara mandisi. Oleh karena itu, yang paling memungkinkan untuk dilakukan saat ini adalah dengan meminimalisir tingkat kesenjangan yang terjadi (hlm. 282).
Terkait hal ini, Dr. Idi menawarkan prasarat mutlak yang harus dipenuhi dalam penyusunan kurikulum ideal tetapi dapat diaktualisasikan oleh lembaga pendidikan tanpa terjadi distorsi yang amat jauh, yaitu pemahaman mengenai prinsip, teori, dan komponen kurikulum.
Prinsip kurikulum dapat diartikan sebagai dasar berpikir dalam penyusunan kurikulum yang meliputi: prinsip relevansi, efektifitas, efisiensi, dan fleksibilitas. Sedangkan teori kurikulum merupakan dasar-dasar yang sistematik untuk menghadapi beragam problem praktik pendidikan. Diantaranya harus mampu menjawab pertanyaan: apa yang dibutuhkan di kelas? Siapa yang harus dimasukkan dalam perancangan? Bagaimana kurikulum dapat diimplementasi-kan? Dan bagaimana cara mengevaluasinya?
Selanjutnya adalah pemahaman mengenai komponen kurikulum yang merupakan prasarat terpenting dalam gagasan Dr. Idi. Karena disini menyangkut perangkat-perangkat kurikulum yang terdiri dari komponen utama (softwere) dan komponen pendukung (hardwere) yang saling berkaitan. Komponen utama terdiri dari: tujuan, isi materi, media dan komponen proses belajar mengajar. Sedangkan komponen penunjang meliputi: sistem administrasi dan supervisi, pelayanan bimbingan dan penyuluhan, dan sistem evaluasi (hlm.150).
Gagasan ini memang tergolong menarik, karena dicetuskan pada saat pemerintah Indonesia sedang merevitalisasi sistem pendidikan nasional guna kemajuan bangsa. Apalagi, buku berstandar ilmiah yang berbicara mengenai penyusunan kurikulum masih teramat sulit ditemukan.
Lebih dari itu, buku ini menjadi sangat berguna bagi para pelaku pendidikan, pembuat kebijakan, desainer kurikulum dan setiap orang yang peduli kepada kemajuan pendidikan nasional. Paling tidak dalam konteks memformat kurikulum yang tepat dan efisien, baik secara teori maupun praktiknya.
*) Aktivis IMM Sukoharjo

0 Responses to “Kesenjangan Antara Ideal Curriculum Dengan Actual Curriculum”:

Leave a comment